Simple Things To Do

"Kalau engkau tidak disibukkan dengan perbuatan baik, maka engkau akan disibukkan dengan perbuatan buruk" - Shyahk Abdalqadir as-Sufi 

Dengan mengutip penggalan pesan yang disampaikan oleh seorang ulama besar islam diatas, saya terinspirasi untuk menulis tulisan ini. Saya juga mendapatkan inspirasi tulisan ini ketika beberapa menit yang lalu saya menyaksikan acara TV anak Spongebob Squarepants. Dalam episode tersebut, si spongebob menunjukkan sebuah buku kepada squidward yang berjudul simple things to do, dimana dengan "kebodohan" khas spongebob dan patrick mereka membuat kuis tentang hal-hal yang bisa dilakukan bersama, yakni saling menjawab apa yang menjadi ciri dan keunikan sahabat masing-masing, dan selalu patrick menjadi yang paling menyebalkan disini.

Simple-Ton Magazine
Mungkin jika kita telik lebih jauh, terlalu banyak hal-hal ringan atau simple yang sebenarnya dapat kita lakukan akan tetapi kita lebih terpaku terhadap hal-hal yang berada diluar jangkauan kita, atau lebih parah kita terlena dengan hal-hal yang merusak. Dari pesan ulama di atas, dapat kita simpulkan jika kita sibuk dengan perbuatan baik, maka otomatis kita akan terhindar dari perbuatan buruk, begitu juga sebaliknya jika kita menghabiskan waktu dengan perbuatan buruk maka kita tidak akan dapat berbuat baik.

Sekarang, jikalah dapat dikatakan, kita tidak menghabiskan hari-hari dengan perbuatan yang baik terus. Karena sebagai manusia kita memiliki berbagai macam keterbatasan dan halangan, dan ini merupakan wajar. Lalu, apa yang kita isi untuk mengisi waktu yang kita jalani tersebut? - dalam artian waktu yang tidak kita habiskan dengan berbuat baik - apakah kita mengisinya dengan kegiatan bermanfaat, terutama bagi diri kita sendiri, atau malah menghabiskannya untuk perbuatan yang tidak memiliki manfaat sama sekali?

Dari kasus spongebob dan patrick, saya khususnya merasa tersentil, karena jika tidak sedang menghabiskan waktu dengan perbuatan yang baik - minimal bermanfaat bagi diri saya sendiri - saya cenderung untuk menhabiskan waktu dengan perbuatan yang cenderung sia-sia atau bahkan buruk?

Nah, dari kasus mereka berdua juga, kenapa saya tidak mencoba untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal ringan atau simple atau selepe namun syarat manfaat? seperti kegiatan mereka berdua contohnya, saling mengenal satu sama lain sebagai sahabat. Kenapa saya tidak mencoba saling mengenal satu sama lain bersama orang tua saya, keluarga saya, kerabat saya, sanak saudara saya, teman dan sahabat saya atau bahkan lebih mendalami untuk mengenal diri saya, Tuhan saya? atau saya lebih senang mengenal lebih dekat teman spesial saya? setiap kebutuhannya yang saya dalami dari a sampai z, kesenangannya, hingga makanan dan minuman favoritnya? atau saya lebih senang untuk mengenal dan menghabiskan waktu dengan teman-teman, di taman-taman, warung kopi atau di dunia maya? 

Entahlah, yang pasti sesuatu yang terlihat simple bagi saya sepertinya jauh dari jangkauan keseharian saya, atau bahkan tak pernah. Saya cenderung menyepelekan hal-hal spele tersebut, padahal jika dikaitkan dengan sebuah kegiatan yang simple, mudah serta murah, kegiatan seperti itu kuranglah apa lagi. Saya benar-benar terhenyak dengan episode yang saya tonton tersebut, terlebih ketika saya melihat kicauan dari ulama yang saya kutip di atas. Well, simple things to do is not that regularly simple, isn't it? 

Sudahkan saya menghabiskan waktu dengan mengisinya dengan kegiatan yang cenderung baik syarat manfaat? Sudahkah saya menghabiskan sesuatu yang simple cenderung baik syarat manfaat? atau saya hanyalah seorang yang senang dengan kesia-siaan. Waktu, Tuhan dan diri sayalah hakimnya.

Nb: Tulisan ini merupakan sebuah catatan kecil yang harus terus saya baca, dalam rangka memperbaiki diri saya sendiri

Image credits to uploader/site www. spongebob.wikia. com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melanjutkan Studi Doktoral dan (Kebimbangan) Memilih Topik Penelitian Bagian 1

Hidup dan Beradaptasi

“Short Time” di Kuala Lumpur