Hidup dan Beradaptasi

Pivot. Kata ini pertama sekali saya dengar pada kegiatan bimbingan teknis, dari salah seorang penerima dana hibah alumni Australia di Jakarta. Beliau yang bergerak didunia “bisnis hijau” menjelaskan kalau pivot adalah hal yang biasa dilakukan dalam berbisnis.

Merujuk pada KBBI, pivot dapat diartikan putaran, poros, atau berputar. Agak panjangnya, pivot diartikan sebagai sebuah aktivitas pengembangan bisnis dengan mengubah model bisnis, namun tetap berpijak pada visi yang dimiliki. Saya menyamakan pivot dengan beradaptasi, alias jeli dalam merespon rancangan cerita kehidupan yang dijalani.

Dan beberapa bulan kebelakang, saya sedang pivot.

Kilas balik pada penghujung bulan Agustus lalu. Saya pernah menulis artikel tentang peringatan satu tahun saya menjadi kepala sekolah berikut kisah masa pandemi yang dialami oleh keluarga saya. Pada bulan September, sepertinya para orang tua siswa di sekolah saya sudah merasa sangat jenuh dengan kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) yang memang saya akui sangat tidak optimal menunjang aktivitas belajar dan pembelajaran. Hal ini juga diperparah dengan keluarnya beberapa siswa dari sekolah karena orang tuanya merasa belajar dengan pola BDR tidak efektif. 

Merespon hal tersebut, saya mengundang pihak yayasan, komite, staf dan guru, serta orang tua untuk hadir dalam sebuah rapat besar, guna membahas kelanjutan pembelajaran selama pandemi. Singkat cerita, banyak orang tua yang keberatan jika pembelajaran hanya dilakukan dengan pola BDR. Sementara posisi saya saat itu adalah pembelajaran wajib BDR, karena kondisi masih pandemi. 

Untuk meyakinkan orang tua, saya membuat sebuah video pemaparan mengenai alasan kenapa saya tidak akan membuat kegiatan diluar BDR, setidaknya hingga akhir tahun 2020. Setelah menonton video, saya membuat survei sekolah kepada orang tua mengenai pilihan kegiatan pembelajaran yang akan diambil selama pandemi ini. Dan hasilnya seperti prediksi saya, 90% lebih orang tua ingin ada kegiatan diluar BDR. 

Saya yang sudah mengalami sendiri tentang berantakannya penanganan pandemi ini tidak lagi dapat menawar. Berhubung saya juga orangnya suka mikir kejauhan - takutnya ketika saya buka kegiatan diluar BDR, ada siswa yang terjangkit corona - sepertinya saya tidak siap menanggung beban mental untuk membuka kegiatan tatap muka, walaupun di rumah siswa. Disamping itu, pada bulan September lalu saya juga sedang persiapan mandiri belajar IELTS. Sehingga agar mental tetap stabil dimasa pandemi dan belajar juga nyaman, saya mengundurkan diri sebagai kepala sekolah.

Jadi sejak awal September, saya berkutat dengan modul-modul belajar daring IELTS, dan ditanggal 26 September 2020, sayapun melaksanakan tes di Medan. Alhamdulillah, hasilnya memuaskan dan cukup memenuhi syarat bahasa program Higher Degree Research (HDR) di beberapa kampus di Australia. 

Selama belajar IELTS di rumah, saya juga tidak lupa berpikir mengenai cara mencukupi kebutuhan rumah tangga. Klise memang, tapi kebutuhan hidup tidak dapat ditawar. 

Mencari pekerjaan dimasa pandemi sangatlah sulit. Terlebih, saya memiliki kriteria pekerjaan ideal sendiri, yakni bekerja dari rumah. Sebabnya adalah model kerja seperti ini memungkinkan saya untuk jalan-jalan, main, menyulangi makan, dan memandikan si bocah kecil (bocil) sesering mungkin. Karena saya punya pengalaman bekerja sebagai penulis konten jarak jauh, dan berbekal hasil IELTS yang menurut saya memuaskan, sayapun mencari pekerjaan tersebut.

Singkat cerita, dari 20an lamaran penulis konten jarak jauh yang saya coba, 4 agensi mengontak saya melalui email dan memberikan tes tambahan, walaupun akhirnya tidak ada yang merekrut saya.

Bersaing dengan penutur asli bahasa asing ternyata sangat berat, gengs, walaupun saya menawarkan upah yang lebih rendah dari saingan yang onshore. Disaat pencarian tersebut, saya juga menekuni sebuah pekerjaan yang masuk kategori visi pekerjaan ideal yang saya inginkan, yaitu investasi kertas berharga (saham). 

Qadarullah, saat ini pintu kerja penulis konten jarak jauh mungkin tertutup bagi saya. Namun, pintu investasi sepertinya terbuka dan memberikan respon yang lebih baik.

my-workstation


Saya sendiri sudah mengenal investasi saham sejak 2 tahun yang lalu. Namun posisi saya lebih pasif, dengan hanya mengandalkan harapan agar perusahaan tumbuh setiap tahunnya sehingga bisa membagikan dividen rutin. Namun, karena ilmu saya hanya tentang fundamental perusahaan, saya kurang responsif ketika beberapa saham saya jatuh sejak awal-awal corona. 


Pada saat ini posisi saya sedikit lebih aktif, baik mencari perusahaan-perusahaan potensial secara fundamental dan teknikal, maupun dalam merealisasikan keuntungan atau kerugian dalam waktu yang relatif singkat.


Tentu saja pivot kali ini berkebalikan dengan pekerjaan-pekerjaan saya sebelumnya. Masih banyak sekali hal yang harus saya pelajari agar setidaknya saya dapat bertahan dengan usaha ini sampai bertahun-tahun yang akan datang. Bisa dikatakan, saya belajar sambil mencoba dari nol, melahap artikel-artikel, buku bacaan, dan video yang bisa membantu saya bertahan hidup di bursa yang pada beberapa hari ini melemah. Saat ini, saya masih punya hutang untuk menyelesaikan buku Alexander Elder - Come Into My Trading Room: A Complete Guide to Trading. Sebagian besar portofolio saya saat ini disusun berdasarkan ilmu analisa yang diberikan oleh mbah Elder, berikut manajemen serta disiplin perdagangan yang coba saya terapkan. Bagi kalian yang ingin berbagi pengalaman dan pembalajaran investasi di pasar modal, saya mungkin akan bercerita mengenai pembelajaran saya di Stockbit. Jadi mari belajar bersama!


Oh ya, saya juga masih berusaha untuk tetap melanjutkan studi lanjutan, loh. Saat ini, saya masih menunggu proses seleksi HDR di University of Adelaide, yang sudah hampir 4 bulan statusnya masih “pending” dan beasiswa Chevening, dengan kampus tujuannya di UCL, Glasgow dan Essex. 


Untuk pekerjaan temu fisik, saya juga sedang melamar sebagai staf pengajar di jurusan Pendidikan Khusus yang sedang coba dikembangkan di Bireuen, Aceh. InsyaAllah, kalau prosesnya berjalan dengan baik, jurusannya akan beroperasi ditahun depan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melanjutkan Studi Doktoral dan (Kebimbangan) Memilih Topik Penelitian Bagian 1

TOEFL iBT dan sebuah perkenalan dengan NAK

Rokok dan Saya