Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Guru Itu (Wajib) Wirausahawan

Hampir berakhir bulan diawal tahun ini, namun saya belum juga menuliskan bahan lanjutan yang bisa dijadikan rangkaian kalimat membentuk sebuah tulisan yang dapat dinikmati, setidaknya oleh saya sendiri (Haha). Sebenarnya banyak waktu dan beberapa materi yang bisa saya jadikan tulisan, namun belum menemukan timing dan positioning yang tepat . (Halah!) Selain sekarang fokus dengan beberapa bahan yang nantinya angkat saya angkat untuk dijadikan riset, independen jika memungkinkan, saya juga masih sibuk dengan beberapa project lingkungan dan pekerjaan yang saya lakukan. Pekerjaan, ya benar. Saya - setidaknya hingga detik tulisan ini diturunkan - bukan tipikal orang yang suka mencari pekerjaan, dan berharap untuk menjadi pegawai nantinya. Disamping sudah terbiasa dengan kerja lepas, freelance istilahnya, ketika kuliah dulu, saya juga ingin merubah paradigma masyakarat, minimal di daerah saya, bahwa kerja itu harus pegawai/di kantor/di sekolah. Benar, paradigma yang sangat tradisional

Eigerku hilang, Eigerku malang

Gambar
Wuih, gara-gara terlena dengan yang katanya Tahun Baru, saya sampai-sampai lupa untuk memberikan sepatah duapatah postingan diblog ini. Ya berhubung juga dengan kondisi tubuh yang naik turun bagaikan mood seorang bipolar, dari fit ke titik drop terendah. Ya, saya sakit, cukup lama. Sebelum pergantian tahun, saya menyempatkan untuk pergi (lagi) ke Banda Aceh, guna menghadiri pernikahan kakak sepupu saya, yang diadakan tanggal 22 desember 2013 silam. Setelah sedikit banyak membantu persiapan dan kesiapan ketika hari H tiba, keesokan harinya saya terserang demam. Suhu tubuh berangsur menanjak hingga titik, aah saya lupa berapa tepatnya angka yang tercantum ditermometer, yang jelas saya panas tinggi. Kontan kondisi tubuh dan kesiapan fisik saya turun drastis, hingga titik terendah yang menyebabkan saya berada di pulau latex berhari-hari.  Niatan serta sedikit rencana yang telah saya susun sebelumnya untuk dilaksanakan seketika itu buyar, tanpa rekam jejak. Alhasil saya hanya menik