Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Taman Kota dan Sebuah Asa

Gambar
Ah, akhirnya setelah melewati masa-masa darurat sakit selama hampir dua hari, saya dapat melakukan aktivitas sehari-hari layaknya seorang pemuda tampan nan rupawan (eh!), maksud saya pemuda pada umumnya. Mengawali hari dengan melakukan aktivitas dengan agenda yang telah saya tuliskan dalam sebuah daftar sebagai daily activities, yakni jogging in the morning atau lari pagi. Sungguh senang menghirup udara pagi, ditemani oleh suasana pagi yang masih begitu asri, lengang dari hingar bingar kehidupan.  Saking rindunya dengan sensasi lari pagi, sayapun agak melebihkan jarak tempuh lari dari porsi biasa yang saya lakukan. Sekitar 150 meter saya tambahkan dalam kegiatan tadi pagi. Namanya juga baru sehat, sedikit-sedikit adalah perasaan berlebihan dalam mensyukuri sakit yang telah menghilang. Jauh hari sebelum saya mengalami sedikit kondisi yang kurang mengenakkan, oom saya ada berkata bahwa Kualasimpang akan memiliki taman kota. Pada saat itu tidak begitu memikirkan pernyataan terseb

There's (Nose) My Hero

Setiap manusia di dunia ini memiliki sesuatu - baik itu dalam wujud benda, manusia, hewan, makanan, minuman, dsb, - yang sangat disukai atau disenangi, seorang manusia - hampir juga dipastikan - memiliki manusia - atau benda - yang dijadikan sebagai panutan dalam menjalani hidupnya sehari-hari, dalam hal ini saya katakan sebagai jagoan atau dalam bahasa kerennya hero. Terlepas itu semua, adalah hak masing-masing manusia untuk memilih hal yang disukainya ataupun jagoan yang menjadi panutannya. Dalam pembahasan kali ini, saya tidak akan membahas tentang orang-orang yang menjadi panutan saya dalam menjalani kehidupan, saya juga tidak akan membahas mengenai filosofi yang saya anut untuk mengarahkan jalan saya ketika melangkah. Dengan tidak mengurangi rasa syukur dan mendiskreditkan suatu ciptaan (sempurna) yang diberikan oleh Tuhan, saya ingin membahas tentang bagian tubuh yang paling saya senangi dan terkadang menjadi  hero  tersendiri dalam kehidupan saya. Mungkin jika ditanyaka

Elegi Bus Malam

Ah, bus. Salah satu jenis sarana transportasi yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Indonesia, dan saya khususnya. Mungkin sudah tidak terhitung lagi berapa kali sudah saya merasakan sensasi dalam mengarungi perjalanan dengan salah satu jenis transportasi ini. Anda - anyone? - mungkin juga salah satu pengguna setia jenis transportasi ini jika ingin berpergian antar lintas kota maupun provinsi? Atau mungkin sebagian dari anda tidak pernah sama sekali menggunakannya, entahlah semua itu hanya anda - anyone? - yang mengetahuinya. Terlepas dari semua alasan, saya memiliki kisah tersendiri mengenai sebuah perjalanan yang saya lakukan dengan menggunakan sebuah bus, dan kebetulan dimalam menjelang pagi hari. Saya, yang berada di Banda Aceh diharuskan untuk segera kembali ke Langsa karena ada pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan, dan bersifat urgent. Jadilah saya, yang ketika malam tanggal 18 di bulan Oktober tersebut harus segera mencari transportasi yang dapat mengantarkan

Ini (Belum) Separuhnya, Masih Banyak Tempat Lainnya

Hari-hari yang saya habiskan di Banda Aceh sangat teramat menyenangkan, bagi para penggila kopi yang dalam kesehariannya tak nikmat mengawali hari tanpa secangkir kopi dipagi hari, maka Aceh, dengan Banda Aceh sebagai ibu kota provinsinya menawari suguhan beragam racikan cairan hitam pekat ini dan bisa dinikmati sejak shubuh tiba hingga kembali kewaktu shubuh dilain harinya. Surga kopi 24 jam perhari! Selama kurang lebih 3 hari berada disini, saya dan sepupu saya rutin memulai pagi dengan secangkir kopi, perburuan cairan hitam pekat ini kami mulai selepas menjalankan ibadah shubuh di mesjid-mesjid yang kami singgahi, menyenangkan memulai pagi dengan aktivitas seperti ini. Beragam aktivitas juga dapat saya jalani serta nikmati di Banda Aceh, dan terlebih ketika tadi pagi, kami bertiga - saya, sepupu saya dan teman saya - menelusuri keindahan alam Aceh Besar hingga memasuki daerah Aceh Jaya. Kami pergi ke daerah yang dikenal yang bernama Geureutee di Aceh Jaya dan ketika pulang

Simple Things To Do

Gambar
"Kalau engkau tidak disibukkan dengan perbuatan baik, maka engkau akan disibukkan dengan perbuatan buruk" - Shyahk Abdalqadir as-Sufi  Dengan mengutip penggalan pesan yang disampaikan oleh seorang ulama besar islam diatas, saya terinspirasi untuk menulis tulisan ini. Saya juga mendapatkan inspirasi tulisan ini ketika beberapa menit yang lalu saya menyaksikan acara TV anak Spongebob Squarepants . Dalam episode tersebut, si spongebob menunjukkan sebuah buku kepada squidward yang berjudul simple things to do, dimana dengan "kebodohan" khas spongebob dan patrick mereka membuat kuis tentang hal-hal yang bisa dilakukan bersama, yakni saling menjawab apa yang menjadi ciri dan keunikan sahabat masing-masing, dan selalu patrick menjadi yang paling menyebalkan disini. Simple-Ton Magazine Mungkin jika kita telik lebih jauh, terlalu banyak hal-hal ringan atau simple yang sebenarnya dapat kita lakukan akan tetapi kita lebih terpaku terhadap hal-hal yang berada diluar j

Dan Pantatpun Rata

Berada dalam perjalanan yang mengaharuskan saya duduk dengan sedikit ruang gerak memang benar-benar sangat menyiksa. Kurang lebih 470 km saya tempuh hari ini untuk dapat tiba di ibu kota provinsi Aceh, yakni Banda Aceh. Bukan, bukan jarak yang 400an kilo itu yang menjadi masalah bagi saya. Karena saya sendiri penikmat jalan, dalam artian senang berjalan mengikuti arah angin berhembus. Namun kondisi ruang gerak yang hanya menyisakan kaki untuk ditekuk serta badan yang tidak bisa terlalu bebas bergerak yang membuat saya "mati kutu" - btw, saya tidak memiliki masalah rambut yang berkutu. Kebiasaan yang saya lakukan untuk berjalan jauh adalah dengan menggunakan sepeda motor atau paling tidak menggunakan mobil pribadi, rental ataupun punya teman. Karena, jika merasa sedikit mengganjal dan kaku diaerah persendian dan tulang ekor, saya bisa segera menepi, menggerakkan badan sana sini, lalu tancap gas kembali. Nah, kejadiannya kalau menggunakan angkutan umum tidaklah sep

Pustaka Daerah Aceh Tamiang, Sebuah Pengenalan

Gambar
Tak ada angin, tak ada hujan, bumi gonjang ganjing, langit pontang panting - walalupun tadi langit sempat mencurahkan rahmat Ilahi - hari ini saya seorang pengganguran sarjana muda mengawali aktivitas hari (keluar rumah) dengan berkunjung ke sebuah pustaka milih pemerintah Aceh Tamiang. Sebenarnya tak ada niat yang dikhususkan untuk pergi ke perpustakaan hari ini, hanya saja ketika tadi seorang teman menelepon saya dan bertanya dimana saya berada, tanpa pikir panjang saya katakan saya ingin pergi ke perpustakaan, dan seakan tak percaya teman tersebutpun terbata-bata dan ternaganga-nganga, walaupun saya tidak tahu persis bagaimana rupanya saat itu diseberang sana. Sedikit banyak, mungkin iklan layanan masyarakat yang mempromosikan perpustakaan sebagai "rumah kedua" kita, memancing keingintahuan saya mengenai kondisi dan keadaan perpustakaan tersebut. Walaupun saya tahu, tempat perpustakaan yang ditayangkan diiklan tersebut bukanlah perpustakaan di tempat saya berada. Nam

A Place for Inspiration

Gambar
Percayalah, semua kemajuan, inovasi, perkembangan, bahkan hal kecil seperti keinginan yang sifatnya buruk, apalagi yang bersifat membangun dan berguna bagi kehidupan dimulai dari sebuah inspirasi, dalam bentuk ide atau khayalan. Inspirasi tersebut dapat sangat teramat sangat merusak, namun sungguh teramat banyak yang sangat berguna pula. Dan, semua manusia dapat memikirkan hal-hal tersebut, walaupun sebagian lainnya hidup dalam khayalan yang teranggap olehnya adalah nyata. Untuk orang-orang yang bernalar tinggi, berdaya kritisi mumpuni, dan memiliki kemampuan analisa terhadap fenomena-fenomena yang terjadi, dirinya kerap sekali untuk menghasilkan berbagai inspirasi yang ingin dinyatakan dengan perbuatan yang dapat dilihat atau dirasakan oleh sebagian orang dilingkungannya, minimal untuk dirinya sendiri. Dalam kesempatan ini, saya tidak akan membahas apa saja inspirasi tersebut, inspirasi yang jika saya lihat dalam Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menimbulkan il

Sementara, Kami Tunda

Akibat dari kejadian tidak bisa tidur yang saya alami tadi pagi (tepatnya hingga jam 03.00), hari ini saya memulai aktivitas kira-kira pada jam 11.35 menjelang siang hari. Sebenarnya agak aneh juga sih, karena saat saya bangun untuk shalat shubuh ketika selesai shalat saya malah tidak mengantuk, dan memilih untuk menghabiskan beberapa setoran lagu ke last.fm terlebih dahulu, baru sekitar pukul 07.00 saya kembali membenamkan kepala dalam-dalam kebantal dan kembali tidur. Sudahlah, judul kali ini memang tidak akan menyinggung sedikitpun mengenasi kejadian saya bangkong dan apa saja mimpi yang saya dapat ketika menikmati ke bangkongan tersebut. Singkat cerita saya berbenah dengan memulai hari kira-kira pada jam 11.35, kehidupan seorang pengangguran sarjana muda itu memang menyenangkan, tidak ada deadline dalam menjalani aktivitas, semua serba mandiri tanpa ada yang menghakimi. Sekitar jam 12.05 saya telah selesai berbenah dan bersiap untuk pergi ke mesjid guna menunaikan shalat zh

Insomnia (kembali?) juga

Sebenarnya sejak beberapa bulan belakangan tidak pernah yang namanya tidur melewati jam tidur yang ditetapkan oleh ahli-ahli kesetanan ( eh, kesehatan ) sebagai waktu tidur yang baik bagi seseorang untuk melewati malam, bahkan bisa dibilang sejak masa-masa perjuangan (skripsi) berakhir saya sudah tidak pernah lagi untuk tidur diatas jam 12 malam. Bukan karena saya cepat mengantuk, hanya saja saya selalu membiasakan untuk tidur dibawah jam 12, ya sekalian karena kebiasaan lari pagi yang menjadi pembuka aktivitas dipagi hari. Namun malam ini sepertinya berbeda, hingga tulisan ini dibuat dan angka penunjuk waktu di laptop saya menunjukkan jam 02.30 pagi, saya tetap tidak bisa memejamkan mata. Mungkin ini akibat saya tetap berlama-lama didepan laptop sehingga, yang kata ahli kesehatan kalau laptop atau elektronik memancarkan efek sinar biru, membuat saya tidak dapat segera menjemput alam mimpi. saya tetap terjaga. Alhasil, saya menghabiskan waktu tak tidur ini dengan mengintip beb

Selamat Tahun Baru, 1 Muharram 1435 H

Malam ini, tepat ketika pergantian waktu dari sore menjelang malam hari dengan ditandai masuknya waktu maghrib tiba maka perhitungan hari menurut kalender hijri bertukar sudah. Malam ini kita semua memasuki tanggal 1 Muharram 1435 Hijriah yang oleh segenap umat muslim di dunia disambut dengan kegembiraan, walaupun ada sebagian lainnya yang menganggap pergantian tahun menandakan bahwa umur dunia dan semestanya berkurang satu tahun. Terlepas bagaimana menyikapinya, saya juga merasakan kegembiraan akan pergantian tahun ini. Pergantian tahun saya maknai dengan bertambahnya kedewasaan, tanggung jawab serta perubahan yang dibawa oleh orang-orang, dan saya termasuk didalamnya, yang merasakan pergantian tahun tersebut. Target-target baru dalam mejalankan kehidupan juga bertambah, atau setidaknya sedikit ditingkatkan dari tahun-tahun sebelumnya. Serta yang paling utama adalah, dengan semangat tahun baru ini saya berharap dan menargetkan untuk dapat menjadi individu yang semakin memperb

Pendidikan Inklusi, PR besar bagi penyelenggara pendidikan di Aceh (Tamiang)

Gambar
Pada hari Kamis yang bertepatan pada tanggal 31 Oktober 2013 atau dapat juga dikatakan sekitar dua hari yang lalu, saya sang pengangguran sarjana muda ini mendapat kesempatan untuk mengisi sebuah acara resmi yang merupakan salah satu bentuk kegiatan yang diangkat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang di salah satu sekolah islam swasta di Kabupaten Aceh Tamiang ini. Tepatnya sekolah tersebut terletak di Kota Kuala Simpang. Hadir juga seorang guru dari perwakilah sekolah khusus (dulu dikenal dengan sekolah luar biasa) yang menjadi tandem saya dalam menyampaikan materi. Tema yang diangkat pada kegiatan tersebut adalah Sosialisasi Pendidikan Inklusi yang ditujukan kepada Kepala Sekolah Dasar dan Kepala Sekolah Pendidikan Menengah Pertama serta guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan guru Bimbingan Konseling. Adapun, peserta yang hadir pada kesempatan bersebut berjumlah 50 orang, yang terdiri dari kepala sekolah dan guru bidang studi. Tema Pendidikan Inklusi, bukan mer