An Inspiration On Solo-Riding

Kemarin saya sukses berkendara ria, secara solo (bukan nama daerah), dari Medan menuju Aceh Tamiang. Saat itu sinar matahari menantang dengan tegasnya dan suasana haripun amatlah cerah, terang benderang. Berbeda dengan hari ini, yang sejak malam tadi, langit sudah menumpahkan curahan rahmat dari Allah yang membasahi sebagian bumi (Aceh Tamiang) ini. Mataharipun serasa enggan untuk menampakkan dirinya, dan lebih memilih untuk bersembunyi dibalik awan sana.

Ah, sudahlah. Kali ini saya tidak ingin membahas cuaca yang berlangsung berikut sederet perkiraannya. Biarlah urusan tersebut menjadi lahan garapan BMKG, yang memang merupakan tugasnya untuk memperkirakan iklim cuaca yang terjadi di Indonesia. Pada bahasan kali ini, saya ingin memberikan salah satu cara untuk mendatangkan sebuah inspirasi (lagi), selain sebuah cara yang saya paparkan sebelumnya tempo lalu.

Al kisah, kemarin sore, yang mana keadaannya sudah sedikit saya paparkan diatas, saya berkendara dengan menggunakan sepeda motor saya untuk melintasi daerah Sumatera Utara, dari medan menuju tanah Serambi Mekkah, Aceh, yakni Aceh Tamiang. Berkendara bagi saya benar-benar sesuatu yang menyenangkan, dan dapat menghilangkan stress yang ada, karena saya dapat melihat berbagai macam keindahan ciptaan Tuhan, ya keindahan alam.

Ilustrasi solo-riding
Ditemani oleh cuaca yang cerah, dengan sinar matahari yang menjadi ujung tombaknya, sayapun menikmati setiap jengkal perjalanan yang saya tempuh. Bagi saya berkendara benar-benar sebuah terapi yang menyehatkan, murah, dan dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku tentunya.

Berkendara seorang diri, berbeda dengan berkendara berkelompok, touring komunitas misalnya. Ketika berkendara seorang diri, kita dituntut untuk lebih peka terhadap kondisi jalan - juga keadaan lingkungan - serta berusaha untuk fokus dan menjaga konsentrasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selagi mengarungi perjalanan. Nah, untuk tetap bisa fokus dan konsentrasi tersebut, saya biasanya memikirkan hal-hal yang terjadi di dunia ini secara umumnya, serta capaian atau tujuan-tujuan yang akan saya lakukan kedepan secara khususnya. 

Jadilah saya mendapatkan beberapa inspirasi terkait tujuan-tujuan yang akan saya lakukan guna memaksimalkan kesempatan umur yang masih diberikan oleh Sang Pencipta. Terkadang saya dapat memikirkan beberapa langkah-langkah (kecil) yang akan saya lakukan untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, dan biasanya - jika hal itu terjadi - saya akan menepikan kendaraan saya dan mencatatkan hal-hal tersebut dimemo saya.

Selama berkendara, saya juga melihat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat (yang saya lewati daerahnya), seperti kondisi rumah-rumah yang notabene masih jauh untuk dikatakan sebagai rumah tinggal sehat, atau kondisi lingkungan yang sekitarannya tidaklah mencerminkan kondisi lingkungan sehat untuk sebuah kehidupan, selain kondisi miris tersebut, saya juga dapat sedikit mesyukuri apa yang telah saya miliki dimana sesungguhnya kondisi tempat tinggal dan lingkungan saya masihlah lebih baik dari pada tempat-tempat yang saya dapati tersebut.

Selain itu, saya juga dapat mengamati kondisi-kondisi infrastruktur dan layanan publik, yang harusnya disediakan oleh pemerintah terkait guna melayani seluruh rakyatnya, yang masih jauh dari harapan kelayakan. Kondisi jalan misalnya, masih banyak ditemukan jalan-jalan yang berlubang yang sangat membahayakan para pengguna jalan, karena sepanjang daerah tersebut hampir semua jalan yang dilintasi terdapat lubang-lubang, dan tidak sedikit lubang-lubang itu terbuka lebar menganga serta dalam-dalam. Kondisi seperti ini yang menuntut para pengguna jalan harus lebih ekstra hati-hati dalam berkendara agar tidak terjerembab dan terjatuh, atau lebih fatalnya lagi dapat mengakibatkan kecelakaan beruntun.

Dari sekelumit kondisi-kondisi tersebut, saya memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap perkara dalam kehidupan, dari pengalaman tersebut saya dapat menciptakan gambaran-gambaran yang akan saya lakukan guna memanfaatkan setiap detik yang berdetak dalam kehidupan, dalam kisah tersebutlah saya mendapatkan an inspiration on solo-riding, yang memberikan saya catatan-catatan pinggir yang akan saya tuliskan dalam rangka berbagi kepada sesama manusia, yang mau menggunakan akal pikiran.

Nb: Tulisan ini TIDAK dibuat selagi saya berkendara di atas motor, melaikan ketika saya mendapatkan beberapa ide, saya memilih untuk menepi dan mencatatkan pokok-pokok ide yang ingin saya tuliskan kedalam sebuah memo.

picture credits to uploader/site www. tdwclub. com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melanjutkan Studi Doktoral dan (Kebimbangan) Memilih Topik Penelitian Bagian 1

Hidup dan Beradaptasi

“Short Time” di Kuala Lumpur