Teman dan Kopi, dan juga (banyak) prihal tentang Wanita.

Ah, teman. Selalu saja ada cerita yang terjadi ketika berhadapan dengan makhluk tuhan dalam entitas kita sebagai makhluk sosial ini. Baik itu cerita yang akan segera dirajut, yang sedang berjalan, atau sekedar melepaskan luapan beberapa kenangan masa lalu yang masih terpatri dalam memori jangka panjang, terlebih kenangan konyol bin banyol usia belasan sekelompok ABG labil.

Haha, benar. Saya rasa memang tahapan tingkat kedewasaan manusia sudah sedikit mengalami pergeseran dan penambahan dari definisi awal beberapa ahli dalam kurun satu dekade silam. Ada penambahan tahapan sebelum seseorang itu disebut manusia dewasa. Ya, ABG dengan embel-embel labil merupakan tahapan perkembangan tersebut.

Tadi malam, saya kembali bertemu dengan komplotan manusia yang dulunya tergolong kategori yang saya bahas diatas, tidak, sekarang komplotan tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai dipaksa untuk mencerna realita kehidupan. Kategori tersebut berlaku sekitar satu dekade silam. Dan sayapun menyadari, kami perlahan melangkah kejenjang usia yang lebih matang, dengan lebih menjadikan realita kehidupan sebagai sudut pandang.

Pertemuan tadi malam mengambil latar dan tempat disebuah warung kopi pinggiran jalan kota berdebu, Kuala Simpang. Rumöh Kupi namanya.

Seperti layaknya setiap manusia yang berada di warung kopi, tentulah kopi menjadi teman cerita yang wajib hadir ditengah hiruk pikuknya pekikan orang-orang di tempat itu. Ditambah lagi, dengan adanya acaranya nonton bareng pagelaran Liga Inggris, semakin menambah semarak suasana, yang memang sudah sangat riuh tersebut.

Selepas menyelesaikan urusan kepada Tuhan diwaktu petang, saya langsung meluncur ke lokasi pertemuan, dan ternyata sudah ada 3 orang teman saya yang duduk dengan menikmati cangkir-cangkir kopi setengah terisi mereka sambil bercengkerama, saya kira saya agak telat datang.

Saya diberitahukan untuk datang selepas maghrib, tapi entah apa yang berada dalam pikiran mereka bertiga untuk langsung nongkrong disitu sejak jam 6, entahlah, mungkin karena memang ingin sekedar lebih cepat duduk bareng.

Pembicaraanpun dimulai dari hal-hal yang terjadi di dunia ini, karena sesungguhnya bukan kapasitas kami untuk membicarakan hal-hal di dunia ghaib, yakni seputar kuliah, pekerjaan, dan wanita. Ya, untuk urusan yang terakhir itu entah kenapa memang selalu dapat menjadi bahan yang tak pernah habis untuk dibahas, dan pasti selalu dapat membangun kenangan-kenangan yang beragam ketika membahasnya.

Setelah beberapa lama, mulailah formasi itu satu persatu dilengkapi, dengan berdatangannya teman-teman yang lain. Hingga sekitar pukul 10 kurang, kami sudah berjumlah 10an orang. Pembicaraanpun terus berlangsung, diselingi dengan teriakan disana sini para penikmat olahraga perebutan sebuah bola.

Seperti yang saya katakan tentang urusan yang terakhir tadi, pembicaraan kamipun masih berkutat diseputar hal tersebut. Bukan maksud saya untuk merendahkan kapasitas kaum hawa, sejauh kaum adam membahas hal tersebut, bukankah masih termasuk dalam taraf berlogika? Jauh hasilnya jika kami membahas kaum adam lainnya, #Eaaa

Kelucuan saat-saat memiliki seorang teman dekat-jika tidak bisa dikatakan seorang pacar, kisah-kisah percintaan-monyet-antar sesama sahabat, kisah berkirim surat dengan adik kelas, dan beragam cerita lainnya yang mengambil tema kaum wanita, sungguh indah jika boleh dikatakan, sebuah tema yang berujung dengan beragam rupa. Ah, terlalu luas.

Tentu saja, pembahasan lainnya juga mengambil porsi percakapan tadi malam, seperti taktik dan teknik Mou dalam meracik strategi menghadapi Sang Profesor, kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, kearah dan wilayah mana kaki ini akan digerakkan, dan beragam percakapan lainnya.

Dan akhirnya, tentu saja sebagaimana setiap makhluk juga memahaminya, waktu dan kondisi jua lah yang memisahkan kami semua, setelah lagi antara dua rival dari Kota London tersebut berakhir, kamipun harus mengakhiri pertemuan kami. Mungkin, dilain kesempatan akan banyak teman sekelas yang akan bergabung, mungkin ditahun depan, atau disaat luang lainnya, ah kita lihat saja.

Hanya langkah, pertemuan, maut yang sudah dituliskan dalam Kitab-Nyalah yang akan menjawab itu semua. Terakhir, terima kasih kepada semua yang sudah bergabung malam tadi atas waktunya, mungkin dilain cerita akan kita bahas kaum hawa-kaum hawa lainnya #Eh

Saya dan teman-teman masih bertanya-tanya dari mana lintasan cahaya putih tersebut berasal?
Tak lupa saya ucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada Jose Mourinho, yang masih memberikan racikan terbaiknya sehingga dapat mempertahankan clean sheet tak pernah kalah selama tujuh pertandingan terakhir, Keep The Blue Flag Flying High!

Komentar

  1. Wuih iya bener ada cahaya putih, dikirain asap tadinya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya chici, kami juga beranggapan awalnya demikian, tapi yaah, sekali lagi bukan kapasitas saya utk memberikan argumentasi yg tepat. Terima kasih kunjungannya :)

      Hapus

Posting Komentar

Dipersilahkan tanggapannya

Postingan populer dari blog ini

Melanjutkan Studi Doktoral dan (Kebimbangan) Memilih Topik Penelitian Bagian 1

Hidup dan Beradaptasi

“Short Time” di Kuala Lumpur