Ontel, 1 Muharram 1436 Hijriah, and The (forgotten) Golden Age.

Ah, Kampung Inggris.
Telah saya habiskan beberapa hari di sebuah desa, di daerah Pare, yang kondisi sosial-pendidikan masyarakat di tempat tersebut salah satunya bertopang dari ratusan lembaga kursus bahasa, Inggris salah satunya, menjamur. Layaknya jenis yang mendapatkan pupuk dan pengairan terbaik.

Kondisi kampungnya tak jauh berbeda dari kampung-kampung lainnya, seperti akses jaringan internet, yang lebih mengutamakan penggunaan layanan internet kabel. Dan saya sebagai seorang pengguna internet yang bergantung pada kondisi jaringan harus sering-sering mengelus dada, dalam-dalam.

Yah, sinyal internet, provider saya utamanya, merupakan satu hal yang tidak tertular kejayaan di daerah ini.

Namun, dibalik itu semua, Kampung Inggris memiliki corak, warna, dan daya tarik tersendiri. Yah, namanya juga kampung, pastilah tidak banyak berbeda dari keadaan dan suasana kampung-kampung lainnya dibelahan penjuru Nusantara tercinta. Namun, tetap ada juga hal membedakannya dari daerah-daerah lain, seperti cara tampilan dan kemasan yang dipadu padankan, sehingga menimbulkan corak yang unik lagi menarik.

Ekonomi masyarakat yang masih ditopang secara besar dari garapan sawah dan kebun, terkadang juga sebagian menggantungkan hajat hidupnya dari peternakan hewan, ikan misalnya, namun dapat bersinergi dengan banyaknya kursus-kursus yang terdapat di daerah ini. Sehingga semakin bertambahlah jenis pendapatan dari masyarakat di daerah ini. Seperti memberikan layanan kos-kosan bagi para perantau, penikmat yang rakus akan ilmu bahasa, bahasa asing.

Disamping itu, terdapat pula rental-rental kendaraan yang menjamur, dapat ditemui disetiap sudut kampung, yang paling mencolok yah itu, rental sepeda. Model transportasi yang jamak dipakai di daerah kampung ini adalah sepeda. Bersepeda menelusuri jejak-jejak kampung, hingga ke penjuru paling ujung kampung tersebut. ramah lingkungan, menyenangkan rangkap melelahkan.

Saya sendiri mengambil sebuah jenis sepeda untuk dipergunakan selama saya berada di sini. Ontel, ya jenis sepeda yang digandrungi oleh manusia-manusia diera-era awal rangka-rangka dapat berpadu dengan roda, dan berjalan! Jenis transportasi yang selalu mendapat tempat dalam cerita dinovel-novel klasik.
Ontel dan Saya
Mengontel ternyata menyenangkan, terbangun dalam bayangan saya bagaimana keadaan jalanan Nusantara dahulunya ketika model transportasi sepeda kayuh menjadi yang paling tren dimasanya dulu. ah, sungguh menyenangkan rangkap melelahkan.

Dan satu lagi, ternayata keberadaan saya disini hampir mendekati dengan pergantian tahun baru Islam, 1436 Hijriah.
Riuh perayaan pergantian tahun barupun mendapat tempat tersendiri bagi warga sekitaran Pare. Long march yang kebetulan berakhir di Kampung Inggris salah satunya. Long march tersebut, yang jika tak salah saya melihat, diikuti oleh sekitar tiga puluhan lembaga pendidikan anak-anak usia TK dan TPA di daerah ini. Yah, jika saya tak salah lihat. 

Konsep perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW. Beserta sahabat-sahabatnya dari Mekkah ke Yastrib coba disimulasikan pula oleh peserta pawai tersebut. yaitu bergerak dari sebuah titik hingga mencapai “finish” di daerah Kampung Inggris ini. Ah, sungguh sebuah pemandangan pagi yang begitu indah, diselingi dengan shalawat, lantunan-lantunan syair, yel-yel, yang masing-masing berbeda dari tiap-tiap regu!

Beberapa momen yang sempat saya abadikan
Ah, sungguh! Seandainya Umat memaknai perjalanan tersebut, sebuah perjalanan perluasan pengaruh Islam, melalui sebuah kekuatan yang terhimpun dalam sebuah Daulah Islamiyah, InsyaAllah, layaknya dahulu, Umat bisa berdiri tegak selama ribuan tahun lamanya, ketika Umat dipersatukan dalam sebuah naungan kekuatan, ketika antara satu muslim dibenua Afrika se-iya sekata dengan yang di benua eropa, dan sebagian Asia.

Ah, masa-masa gemilang, the forgotten era of the golden age of Islam, sudah selayaknya setiap Muslim di penjuru dunia merindukan masa-masa tersebut. dan sesuai nubuah Rasulullah SAW. Yang pasti akan kembali tegak! Tidak atau beserta pertolongan dari sebagian dari kita.

Dan usaha dalam pencapaian hal tersebut, telah pula diusahakan saat ini oleh saudara-saudara kita di Timur Tengah sana. Yang berjuang untuk menyatukan seluruh muslim dalam satu Bendera.

Akankah kita bisa menikmati saat-saat penyatuan tersebut? tak lah mungkin kita tahu, rahasia Allah SWT. yang telah terhimpun dalam Lauhul Mahfudz-Nya. Hanya kerinduan dan doa-doa yang dapat dipanjatkan untuk dapat menikmati masa-masa kejayaan yang pasti akan terjadi tersebut. Ah, sebuah kerinduan! seperti yang terdapat dalam sepenggal lirik milik John Lennon, ... And the world will live as one.

Finally, saya ingin pula mengucapkan selamat tahun baru, Tahun Baru Islam 1436 Hijriah! Tak apa, biarpun telat, setidaknya saya mencoba dibalik sedikit kendala yang ada. Have a great year, and new adventure!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Itu (Wajib) Wirausahawan

TOEFL iBT dan sebuah perkenalan dengan NAK

Melanjutkan Studi Doktoral dan (Kebimbangan) Memilih Topik Penelitian Bagian 1