Pendampingan, Sebuah Project untuk English-Area

23 Oktober 2014

Beberapa hari sebelum tanggal tersebut, saya mendapatkan tawaran dari ayahanda, untuk mendampingi siswa Sekolah Sumber guna melaksanakan program belajar ke Kampung Inggris di Pare, Kediri, Jawa Timur. Sebuah awal dari project yang digalang, untuk menciptakan semacam English-Area, yang pada awalnya terkhusus di kawasan asrama Sekolah Sumber Pembina Aceh Tamiang.

Saya, bersama dengan tim dari RIM lain, yang sedang gencar-gencarnya melakukan program sosialisasi dan workshop untuk membentuk Sekolah Sumber sebagai salah satu syarat untuk terciptanya kondisi ideal Pendidikan Inklusi, terpaksa harus memutar otak . Untuk melanjutkan program-program tersebut atau menundanya, untuk sementara.

Sampailah akhirnya ayah memaparkan program-program yang akan dilaksanakan nantinya hingga harus memberangkatkan beberapa perwakilan siswa ke Pare. Dengan seksama saya mendengarkan, mencermati, serta menimbang barang berapa kali timbang terhadap pemaparan tersebut. dan akhirnya saya memantapkan pilihan untuk mendampingi dan membimbing siswa selama beberapa minggu di Pare.

Saya juga menyimpulkan program ini dapat dikatakan sebagai salah satu pelaksanaan proker dari RIM sendiri, yakni yang berhubungan dengan Program Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus.

Sebelum masuk ke ruang tunggu di bandara Kuala Namu
Jadilah saya, pada tanggal seperti yang tertera diawal tulisan ini. Berangkat bersama sang Kepala Sekolah sendiri berikut 11 orang lainnya, menggunakan pelayanan dari sebuah maskapai udara, dari Medan menuju Surabaya.

Perjalanan udara tersebut memakan waktu sekitar 4 jam lamanya. Dan kami harus melanjutkan perjalanan darat dari Surabaya menuju Pare. Dan akhirnya diakhir malam menjelang waktu shubuh, tibalah kami di tempat ini. Tempat yang memberikan pelayanan kursus berbahasa inggris bagi para penikmat keilmuan tata bahasa dari seluruh penjuru Nusantara, dan beberapa Negara Tetangga.

Gelap dan pekat malam masih menyelimuti tempat ini ketika kami tiba, dan kami yang harus menunggu sang Fajar yang tak pernah melupakan tugasnya untuk menyingsing harus bersabar dengan kondisi yang apa adanya. Lumayan lama, hingga akhirnya ketika menjelang tengah hari baru mendapatkan pemondokan sebagai tempat berteduh.

Sang Kepala Sekolah sendiri tak berapa lama, harus langsung menuju daerah tengah pulau Jawa, tentu saja setelah menyelesaikan keperluan-keperluan siswa yang akan belajar di Kampung Inggris ini. Jadilah, saya total mendapatkan mandat dan kepercayaan untuk mendampingi dan membimbing siswa-siswa tersebut sebagaimana pembicaraan kami beberapa hari sebelumnya selama beberapa minggu di Kampung Inggris ini.

Yah, bagaimana kelanjutan dari program-program yang akan kami jalankan, mungkin akan tertuang kembali dalam beberapa tulisan. Dan semoga salah satu program Penelitian RIM dapat juga terlaksana berbarengan dengan kegiatan saya yang saat ini dan untuk beberapa minggu kedepan tidak bisa berada di Tempat sebagai mana mestinya. InsyaAllah.

Melepas penat di sore hari, bersepeda!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Itu (Wajib) Wirausahawan

TOEFL iBT dan sebuah perkenalan dengan NAK

Melanjutkan Studi Doktoral dan (Kebimbangan) Memilih Topik Penelitian Bagian 1